Museum Radya Pustaka Surakarta Jawa Tengah
Museum Radya Pustaka Surakarta, - Berwisata bersama keluarga tidak saja melulu pergi ke pantai atau ke pegunungan, namun berkunjung ke Museum merupakan salah satu alternatif liburan yang menyenangkan. Tentu saja selain sanggup menghibur, pergi ke museum juga sanggup mempelajari sejarah masa lampau yang sangat penting bagi putra-putri kita. Salah satu Museum yang sangat layak untuk dikunjungi ialah Museum Radyapustaka yang berada di Solo Jawa Tengah. Museum Radyapustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Didalamnya tersimpan banyak sekali koleksi benda-benda kuno yang mempunyai nilai sei dan sejarah yang sangat tinggi, ibarat : arca kerikil dan perunggu zaman Hindu Budha, koleksi keris dan senjata tradisional, gamelan, wayang kulit, keramik dll. ( Baca juga : Daftar di Solo dan Jawa Tengah )
Telp: +62 271 712306
Email: info@radyapustaka.com
Dari penelusuran lebih lanjut ternyata polisi menemukan lima buah arca yang dipalsukan mulik Museum Radya pustaka di rumah Hashim Djojohadikusumo. Kelima arca kerikil tersebut ialah arca Ciwa Maha Dewa, arca Durga Mahesa Suramardhini, arca Agastya (Siwa Maha Guru), arca Mahakala dan arca Durga Mahesa Suramardhini II. Hashim ini merupakan putra begawan ekonomi Indonesia Soemitro Djojohadikusumo dan adik dari Mantan Danjen Kopassus Prabowo Subiyanto. Hashim memang dikenal seagai kolektor benda seni bersejarah dari Indonesia. Menurut legalisasi Fadli Zon, Hashim sering membeli banyak sekali karya seni bersejarah dari Indonesia yang berada di luar negeri dan kemudian membawanya ke Indonesia untuk diamankan. Kelima patung yang ditemukan itu juga menurut engakuannya berasal dari seorang dealer dan konsultan benda seni yang pernah bekerja di Christie's Amsterdam yaitu Dr. Hugo Kreijger. Hashim mendapatkannya melalui pembelian yang sah dan legal. Hashim menyebutkan, sebelum membeli arca-arca tersebut, Hugo Kreijger menyampaikan bahwa arca itu ialah milik Keraton Surakarta yang akan dijual ke luar negeri, lengkap dengan surat yang ditandatangani Hugo Kreijger dan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII) Hanggabehi.
Senin: LIBUR
Selasa - Minggu: 08.30 - 14.00 WIB
Khusus hari Jum'at: 08.30 - 11.30 WIB
Tiket masuk Museum Radya pustaka Solo Reguler: Rp 5.000,00
Alamat Museum Radya pustaka
Alamat Museum Radya Pustaka ialah di : Jl. Brigjen Slamet Riyadi 275 Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57141Telp: +62 271 712306
Email: info@radyapustaka.com
Sejarah Pendirian Museum Radya pustaka
Museum Radya pustaka didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX yaitu oleh Patih Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890. Pendirian museum ini pertama kali sebetulnya di rumah seorang berkebangsaan Belanda berjulukan Johannes Busselaar, kemudian pada tanggal 1 Januari 1913 dipindahkan ke Gedung ketika ini berada, yaitu di Jalan Slamet Riyadi Solo.Koleksi Terkenal Museum Radya pustaka
Museum Radya pustaka di Solo mempunyai sejumlah koleksi yang sudah populer di kalangan sejarawan. Diantara koleksi populer ini diantaranya ialah berupa buku kuno karangan Pakubuwono IV berjudul Wulang Reh yang berisi perihal petunjuk pemerintahan. Kemudian ada juga buku berjudul Serat Rama karangan Pujangga Keraton Surakarta yaitu Yasadipura I yang bercerita perihal Wiracarita Ramayana. Selain berupa buku ada juga koleksi populer berupa patung, yaitu patung Kyai Rajamala. Patung ini berupa patung kepala raksasa yang terbuat dari kayu hasil karya Pakubuwono V sendiri. Patung ini sangatlah bersejarah alasannya ialah patung ini merupakan hiasan depan sebuah bahtera yang digunakan untuk menjemput permaisuri yang berasal dari Madura.Pencurian di Museum Radya pustaka Solo
Pada tahun 2007 terkuak sebuah kejadian besar di Museum Radya pustaka yaitu pencurian dan pemalsuan sejumlah koleksi berupa patung yang di lakukan oleh Kepala Museum Radyapustaka sendiri, KRH Darmodipuro atau sering dianggil Mbah Hadi. Terkuaknya pencurian dan pemalsuan koleksi museum ini berawal dari seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta berjulukan Andrea Amborowatiningsih atau dekat dipanggil Ambar. Ambar sebelumnya pernah bekerja sebgai honorer Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Pemerintak Kota Surakarta. Awalnya Ambar mendapati salah satu koleksi berupa piring keramik China tidak ada ditempatnya. Ambar kemudian melapor kepada Kepala Museum Radyapustaka KRH Darmodipuro, namun katanya tidak hilang. Dan benar saja,selang beberapa hari kemudian piring itu sudah ada lagi ditempatnya, namun Ambar yakin bahwa piring itu bukanlah yang aslinya, tapi sudah diganti dengan barang tiruan. Kejanggalan ini berlangsung beberapa kali, karenanya Ambar melaporkannya ke dosennya di UGM. Dari sana Dosen menindaklanjutinya dengan melapor ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. BP3 kemudian bersama Poltabes Solo melaksanakan penyelidikan dan ternyata memang ada beberapa patung koleksi museum sudah dipalsukan. Dari hasil penyidikan lebih lanjut Poltabes menahan Kepala Museum Radya Pustaka Solo KRH Darmodipuro, Suparjo alias Gatot, petugas keamanan museum, Jarwadi, juru pelihara museum, dan Heru Suryanto, seorang ‘makelar’ barang antik yang diduga keras terlibat dalam masalah pencurian dan pemalsuan benda-benda di museum.Dari penelusuran lebih lanjut ternyata polisi menemukan lima buah arca yang dipalsukan mulik Museum Radya pustaka di rumah Hashim Djojohadikusumo. Kelima arca kerikil tersebut ialah arca Ciwa Maha Dewa, arca Durga Mahesa Suramardhini, arca Agastya (Siwa Maha Guru), arca Mahakala dan arca Durga Mahesa Suramardhini II. Hashim ini merupakan putra begawan ekonomi Indonesia Soemitro Djojohadikusumo dan adik dari Mantan Danjen Kopassus Prabowo Subiyanto. Hashim memang dikenal seagai kolektor benda seni bersejarah dari Indonesia. Menurut legalisasi Fadli Zon, Hashim sering membeli banyak sekali karya seni bersejarah dari Indonesia yang berada di luar negeri dan kemudian membawanya ke Indonesia untuk diamankan. Kelima patung yang ditemukan itu juga menurut engakuannya berasal dari seorang dealer dan konsultan benda seni yang pernah bekerja di Christie's Amsterdam yaitu Dr. Hugo Kreijger. Hashim mendapatkannya melalui pembelian yang sah dan legal. Hashim menyebutkan, sebelum membeli arca-arca tersebut, Hugo Kreijger menyampaikan bahwa arca itu ialah milik Keraton Surakarta yang akan dijual ke luar negeri, lengkap dengan surat yang ditandatangani Hugo Kreijger dan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII) Hanggabehi.
Jam Buka Museum Radya pustaka Solo
Museum Radya pustaka buka dari hari Selasa hingga MingguSenin: LIBUR
Selasa - Minggu: 08.30 - 14.00 WIB
Khusus hari Jum'at: 08.30 - 11.30 WIB
Tiket masuk Museum Radya pustaka Solo Reguler: Rp 5.000,00
0 Response to "Museum Radya Pustaka Surakarta Jawa Tengah"
Posting Komentar